Pages

Sunday, September 19, 2010

PUSLABFOR TEMUKAN METANOL DI KORBAN

Pusat Laboratorium Forensik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia sudah memeriksa bagian-bagian tubuh dari tiga teknisi pesawat Sukhoi asal rusia yang meninggal di Makasar,Sulawesi Selatan pada hari senin,13 september 2010 yang lalu. Dari hasil pemeriksaan saat ini,terdeteksi adanya kandungan metanol dalam bagian-bagian tubuh ketiga kteknisi tersebut.

Pihak Forensik mengatakan bahwa didalam tubuh korban terdapat 10 miligram metanol di dalam darah korban. Pihak forensik mengatakan akan terus menelusuri pemeriksaan secara medalam untuk  memastikan apa yang sebenarnya terjadi dan bisa membuat 3 orang meninggal. Gejala orang keracunan metanol antara laian dalah mual,pusing,dan pandangan kabur.

Ketiga teknisi Sukhoi yang meninggal senin lalu tersebut merupakan anggota tim Garansi pesawat Sukhoi yang sedang dirakit di pangkalan udara TNI Angkatan Udara Sultan Hasanuddin,Makasar. mereka adalah Alexander Poltorak ,Sergei Voronin,dan Victor Safonov. Panglima TNI Jendral Djoko Santoso sempat menyatakan mereka meninggal karena serangan jantung

Sepekan terakhir,tercatat 40 teknisi asal Rusia yang masih berada di Lanud Hasanuddin. Mereka berada di Makasar untuk mengecek,merakit hingga menggaransi tiga pesawat Sukhoi SU-27 SKM yang di pesan Indonesia dari Rusia bisa beroperasi.

Banyak pihak yang mempertanyakan dari mana sebenarnya teknisi itu mendapatkan metanol dan minuman keras,padahal teknisi dilarang untuk minum-minuman seperti itu,tapi seketika ada orang yang mengetakn bahwa teknisi ini memang bebas keluar masuk kedalam kantor jadi wajar saja kalo mereka bisa mendapatkan alkohol di luar sana atau bisa saja mereka memerintahkan seseorang untuk membelikan minuman itu. ini akan terus di telusuri sampai kepolisian mendapatkan jawaban atas kasus ini.

Kepolisian daerah Sulawesi Selatan dan Barat juga masih menyelidiki kasus ini. Kpela Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan dan Barat komisaris Besar Hery Subiansauri  mengatak kepolisian telah berkoordinasidengan polisi militer TNI AU untuk memeriksa saksi-saksi yang dierkirakan mengetahui asal minuman keras dan metanol itu.

opini: menurut pak Edul,salah satu anak buah kapal mengatakn bahwa sebaiknya pemerintah terus melakukan pengecekan terhadap korban dan memperketat orang-orang yang bekerja di indonesia agar indonesia tidak tercemar nama baiknya kemancanegara dan agar kasus seperti ini tidak terjadi kasus seperti ini.

Sumber: Kompas,16 September 2010
Nama: Maureen Rizky Ananda
NIM: 915080206

No comments:

Post a Comment