Pages

Tuesday, September 28, 2010

1 TEWAS , 7 LUKA-LUKA


Angin kencang melanda sebagaian besar wilayah DI Yogyakarta, Sabtu (25/9). Selain merobohkan pohon, baliho, dan atap semipermanaen, angin kencang itu juga menyebabkan satu orang tewas dan 7 luka-luka. Terjangan angin yang diikuti hujan lebat berlangsung merata di Kabaupaten Sleman, Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Ruas jalan alternatif Yogyakarta-Solo di wilayah kecamatan Ngemplak dan Kalasan, Kabupaten Seleman, pen sempat terputus 1,5 jam akibat belasan pohon tumbang merintangi jalan, setidaknya di enam titik. Arus kembali lancar setelah warga bergotong royong memotongi batang pohon.

Siang itu sekitar pukul 14.00, pengunjung dan pedagang di kawasan jalan Malioboro serta sebagian besar warga berhamburan ke jalan untuk menyelamatkan diri. Mereka takut terpaan angin yang begitu kuat akan membuat atap tempat mereka berjualan akan hancur dan menimpa mereka. “Wah, kalau sudah begini siapa yang mau disalahkan. Orang ini sudah kehendak Gusti Aouloh. Kalau sudah begini banyak berdoa saja lah, biar selamat. Hehehe” begitulah komentar Bibi Tuti, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Korban tewas adalah Didik Arianto (32), warga Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo. Ia tertimpa pohon tumbang ketika sedang mengendarai sepeda motor di Kronggahan, kecamatan Mlati, Seleman. Selain lima korban luka di RS dr Sarjito, ada pula dua korban luka-luka di RS Panti Waluyo dan rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Menurut Paiman (38), seorang pengayuh becak yang mangkal di depan pusat perbelanjaan Ambarukmo Plaza, menceritakan angin bertiup dari arah Timur (Klaten, Jawa Tengah). Dinding-dinding seng di sekitar pusat perbelanjaanterbesar di Yokyakarta itu kemudian roboh akibat kencangnya terpaan angin. “Anginnya kuat sekali. Mungkin yang terkencang yang saya rasakan setahun ini,” kata Paiman.

Menurut kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yokyakarta Tonny Agus Wijaya mengatakan, angin kencang menjadi ciri masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Masyarakat di minta mewaspadai potensi angin kencang hingga akhir Oktober mendatang. “Gw bingung banget deh sama cuaca sekarang, siang nya bisa puanasss banget eh malemnya bisa ujan deres buanget. Sekarang gw jadi bawa payung kemana-mana. Haduhh. Kasian juga ya korban di Yogya, itu gw angep tegoran aja dari Tuhan. Kita ga ada yang tau satu menit lagi bakal terjadi apa, banyak-banyak berdoa itu kunci dari segalanya.” Begitulah tutur Dominika, salah satu mahasiswi Fikom, Universitas Tarumanagara.

Tidak ada jalan lain, selain waspada. Kejadian alam seperti ini, tidak ada yang dapat meramalkan, walaupun ada BMKG namun itu tidak bisa menjamin 100%. Sebaiknya untuk pengguna sepeda motor, selalu membawa jas hujan, karena cuaca sekarang ini kurang bersahabat. Kurangi kecepatan saat hujan turun, dan berteduh lah di tempat yang sekiranya aman.




Sumber : KOMPAS, MINGGU 26 SEPTEMBER 2010


CHRISTILIA STELLA UNTORO

915080055

No comments:

Post a Comment