Pages

Wednesday, September 22, 2010


100 KIOS TERBAKAR

            Siapa sangka ledakan yang terejadi pada hari Sabtu (18/9) sekitar pukul 17.20 itu membuat seluru pedagang dan pihak Universitas Sumateru Utara itu sangat terkejut. Menurut kesaksian salah satu pedagang yang menjual berbagai peralatan komputer, mengatakan tiga bulan sebelumnya pernah terjadi kebakaran serupa di tempat yang sama.     Ledakan yang terjadi pada hari Sabtu (18/9) sekitar pukul 17.20 itu di Medan, tepatnya di USU (Universitas Sumatera Utara). Leadakan yang di sebabkan hubungan arus pendek sebuah genset ini terletak di dalam kompleks Universitas Sumatera Utara. Api menghanguskan lebih dari 100 kios pedagang yang menjual berbagai keperluan mahasiswa. “Seharusnya jika sebelumnya sudah pernah terjadi kebakaran, mereka harusnya bisa lebih waspada lagi. Mungkin di cek kabel-kabelnya tau yang lainnya yang mungkin akan menyebabkan kebakarn.” Begitulah komentar Bapak Gatot setelah membaca berita kebakaran ini.                                                                                                                                                           Api yang menghanguskan lebih dari 100 kios itu banyak yang menjual berbagai keperluan mahasiswa, mulai dari alat tulis, makanan, baju, telpon seluler, hingga komputer, di Pajak USU tersebut. Tidak ada korban jiwa, tetapi kerugian di taksir mencapai milyaran rupiah. Saat belasan mobil pemadam kebakaran datang sekitar 30 menit setelah kejadian, api sudah melalap separuh pasar. Dari lima lorong yang ada, tiga lorong habis dimakan api. Hingga pukul 20.00 malam, pemadaman masih dilakukan.                                        Sejumlah pedagang dan karyawan toko nerhamburan keluar menyelamatkan barang dagangan mereka saat kebakaran terjadi. Pedagang dan karyawan toko banyak yang menangis dan terkejut. Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Subhilhar bersama Rektor Universitar Sumatera Utara yang berada di lokasi kejadiaan mengatakan, universitas memang memfasilitasi pedagang untuk berjualan di tanah milik universitas. “ Sudah ada rencana penertiban, tapi belum di laksanakan.” Begitulah tutur Subhilhar selkau dosen di USU tersebut.                                                                                                                                   Menurut Fauzi, salah satu pedagang di situ menagtakan biasanya pedagang hanya mempunyai paling banyak empat titik lampu. Namun, toko sepatu milik Idris Pane itu punya puluhan titik lampu dan kipas angin, sehingga ia mempunyai genset sendiri. Dari genset itu lah diduga api menebar. Namun untungnya api tidak smapai menyebar ke gedung dan fasilitas universitas lainnya yang berdekatan. “ Seharusnya kalau memang sudah ada perjanjian diperbolehkan mempunyai getset sediri, keselamatan juga di perhatikan. Kalau begini kan jadi merugikan semua pedagang. Kasihan kan mereka yang rugi.” Begitu komentar Ibu Siska yang bekerja sebagai guru les bahasa Inggris di suatu lembaga luar negeri.                                                                                                                                                            Dari kejadian ini seharusnya paihak universitas dan para pedagang bisa mengambil pelajaran berararti. Keselamatan harus kita pikirkan, bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk yang lainnya. Tatanan toko yang sebelumnya masih berantakan juga harus mendapatkan perhatian khusus, sehingga kejadian seperti ini di harapkan tidak terjadi kembali.

CHRISTILIA STELLA UNTORO
915080055
SUMBER : KOMPAS, 19 SEPTEMBER 2010

No comments:

Post a Comment