Pages

Tuesday, August 31, 2010

Meletusnya Gunung Sinabung


Berketinggian 2.460 meter menjadikan Gunung Sinabung sebagai puncak tertinggi di salah satu propinsi di Indonesia. Sinabung bersama Sibayak di dekatnya merupakan dua gunung berapi aktif. Namun belum pernah tercatat meletus sejak tahun 1600.

Langit kota Kabanjahe, ibu kota Kabupaten Karo hari itu tampak gelap dihujani oleh debu. Sekitar 70 kilometer arah barat daya kota medan, Sumatera Utara. Disinilah lokasi Gunung Sinabung.

Tepat pada hari Minggu (29/8/2010) pukul 00.15 WIB, untuk pertama kali setelah meletus 400 tahun silam, Gunung Sinabung meletus kembali. Membuat warga panik dan berbondong-bondong mencoba menyelamatkan diri. Bahkan mereka menembus hujan abu.

Bencana alam yang tidak dapat diduga ini menimbulkan penderitaan bagi masyarakat yang dengan terpaksa harus meninggalkan tempat tinggal mereka untuk mencari tempat yang aman. Dan inilah yang sulit untuk kita pahami. Aktivitas gunung tidak mungkin terjadi secara tiba-tiba. Ada proses yang harus dilewati, melalui proses itulah baru bisa terjadi letusan.

Ketika sebuah gunung akan meletus pasti banyak fenomena alam yang tidak biasa terjadi. Hewan-hewan yang ada di sekitar gunung pasti instingnya akan bekerja. Naluri hewani pasti akan membawa mereka turun gunung untuk menyelamatkan diri. Selain itu, mereka yang hidup di sekitar gunung seharusnya merasakan adanya keanehan, terutama bau belerang yang menyengat. Namun sangat disayangkan kehidupan modern membuat kita tidak akrab lagi dengan alam. Akibatnya kita tidak terlalu peka lagi terhadap fenomena alam yang terjadi di sekitar kita dan seringkali akibatnya fatal.


Gambar diatas merupakan detik-detik meletusnya Gunung Sinabung, Minggu (29/8/2010) pukul 00.15 WIB. Tampak lahar panas meluncur dari puncak gunung dengan api yang masih menyala.



Warga panik dan berbondong-bondong mengungsi walau harus menembus hujan debu. Tampak wajah para pengendara sepeda motor terkena debu selama perjalanan mereka menjauh dari Gunung Sinabung.

Opini Masyarakat
"Sudah saatnya kita peduli dan peka terhadap lingkungan sekitar kita. Terutama untuk bencana alam seperti ini, yang dapat merugikan berbagai pihak. Serta dapat menyebabkan kehilangan nyawa." (Yustina, ibu rumah tangga, 48 tahun)

Agatha Ayuningtias
915080209

No comments:

Post a Comment